Batu bata merah atau cukup kita sebut batu bata adalah bahan bangunan yang umum digunakan dalam pembuatan rumah tinggal ataupun bangunan. Sejarah penggunaan batu bata rupanya sudah berusia ribuan tahun yang lalu! Cara pembuatan batu bata merah ini rupanya tidak terlalu mengalami perubahan hingga masa kini.
Sejalan dengan perkembagan teknologi, pastinya ada beberapa aplikasi teknologi dalam proses pembuatan batu bata ini. Namun pada prinsipnya, konsep pembuatan batu bata tidak berubah.
Bangsa Indonesia pun sudah sejak dahulu kala sudah mengenal pembuatan batu bata ini, bahkan sebelum hadirnya bangsa Eropa. Kita dapat menemukan dalam catatan sejarah, bahwa banyak candi-candi yang dibangun menggunakan batu bata!
Yang menarik adalah munculnya pertanyaan: Bagaimana caranya di seluruh muka bumi ini hampir semuanya mengikuti prinsip kerja yang sama? Kita akan membahas itu di artikel BATU BATA: SEJARAH MANUSIA.
Nah, kembali ke proses pembuatannya, prinsip pembuatan batu bata adalah adonan tanah liat yang basah, dipadatkan dan dicetak dengan cetakan kayu. Kemudian diangin-anginkan hingga setengah kering. Setelah setengah kering, batu bata mentah ini kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, barulah kemudian dibakar.
Di Indonesia, umumnya para produsen batu bata mengikuti prinsip kerja seperti itu juga. Pastinya di setiap area di Tanah Air ini berbeda-beda komposisi tanahnya. Yang menarik, umumnya hampir semua jenis tanah di Indonesia dapat digun
akan sebagai bahan baku pembuat batu bata.
Di area Jawa Barat contohnya, seorang teman berkisah, banyak petani di sana yang menggunakan tanah sawahnya sebagai bahan baku batu bata saat sedang musim kering atau musim kemarau. Jadi para petani ini memiliki pekerjaan sampingan sebagai pembuat batu bata.
Tanah sawah diberikan air dan diaduk hingga menjadi adonan yang cukup liat untuk dicetak. Pencetakan bata dolakikan secara manual dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu. Kemudian keringkan hingga setengah kering. Setelah setengah kering, batu bata mentah tersebut dijemur hingga kering di bawah sinar matahari yang cukup panas di musim kemarau. Setelah kering, batu bata mentah ini dibakar di dalam pembakaran bata hingga ‘matang’.
Porses pembakaran di dalam Los atau tungku pembakaran ini, umumnya menggunakan bahan bakar dari sisa gabah padi agar hasil sisa pembakan bagus
Proses pembakaran batu bata ini memakan waktu yang cukup lama. Api yang digunakan juga api sedang, sehingga proses ‘pematangannya’ terjadi perlahan-lahan. Proses ‘pematangan’ ini dapat belangsung selama beberapa hari. Menurut teman kami ini, semakin lama proses pembakaran, semakin ‘matang’ batu batanya, sehingga kekuatannya pun lebih baik. Batu bata yang lebih kuat ini akan menghasilkan bangunan yang akan bertahan lebih lama.
Batu bata yang matang ini memiliki warna oranye (jingga) kemerahan sehingga disebut dengan nama yang kita kenal: batu bata merah. Setelah dingin, batu bata merah ini barulah didistribusikan kepada para penyalur dan juga para penjual atau toko-toko bahan bangunan.
Hasil kualitas pembakaran dari gabah padi memang menjadikan kualitas Bata Merah menjadi lebih kuat,tahan resapan air,dan anti kropos,
menjadikan perpaduan antara semen dan bata menyatu dengan kuat